MODIFIKASI PADA GUGUS AMINE & IMINE

A. Amina adalah senyawa organik dan gugus fungsi yang mengandung nitrogen basa dengan pasangan elektron bebas. Perlindungan nitrogen terus menarik banyak perhatian dalam bidang kimia, seperti peptida, nukleosida, polimer dan sintesis ligan. Tetapi, dalam beberapa tahun terakhir, sejumlah gugus pelindung nitrogen telah digunakan sebagai pembantu kiral. Dengan demikian, desain baru, lebih ringan dan metodenya lebih efektif untuk perlindungan nitrogen masih aktif dalam topik sintesis kimia.


Gugus Pelindung imida dan amida: Kelompok ftalimida telah berhasil digunakan untuk melindungi gugus amino. Pembelahan dari N-alkilftalimida (1,81) mudah dilakukan dengan hidrazin, dalam larutan panas atau dalam dingin untuk waktu yang lama untuk memberikan (1,82) dan amina. Basa katalis hidrolisis N-alkilftalimida (1.81) juga memberikan yang sesuai amina.



Modifikasi Kitosan

Adanya gugus amina (NH2) dan dan hidroksil (OH) dari kitosan menyebabkan kitosan mudah dimodifikasi secara kimia.



Gugus aktif pada kitosan

Bila dibutuhkan perubahan gugus fungsional untuk menghalangi gangguan dalam beberapa rangkaian reaksi sintesis, salah satu caranya adalah dengan menggunakan gugus pelindung. Gugus pelindung merupakan suatu turunan yang dapat dibuat dan kemudian dihilangkan. Tiga syarat-syarat yang perlu diperhatikan dalam memilih gugus pelindung adalah sebagai berikut :
1.      Gugus pelindung yang digunakan harus lebih reaktif
2.      Gugus pelindung yang dipakai harus dengan mudah bereaksi dengan molekul target.
3.      Kondisi reaksi dalam memasukkan gugus pelindung harus stabil.
4.      Dapat dimasukkan pada kondisi reaksi lunak
5.      Gugus pelindung harus dapat dengan mudah dihilangkan tanpa menggangu reaksi akhir.
Reaksi penggunaan gugus pelindung pada kitosan dikarenakan kitosan memiliki 2 gugus fungsi yang kereaktifan berbeda. Gugus amino dari kitosan lebih reaktif dari pada gugus hidroksilnya, sehingga untuk menghasilkan O-asilasi kitosan, perlu dilakukan proteksi atau perlindungan terhadap gugus amino. Basa shiff dapat digunakan sebagai gugus pelindung pada reaksi O-asilasi.
Gugus amino kitosan lebih reaktif daripada gugus hidroksilnya, sehingga untuk menghasilkan O-asilasi kitosan perlu dilakukan proteksi atau perlindungan terhadap gugus amin selama proses asilasi untuk menghasilkan O-Asil kitosan. Metode proteksi yang dilakukan antara lain melalui pembuatan basa Schiff disusul O-Asetilasi menggunakan larutan asetat anhidrin-piridin untuk mencegah hidrolisis asam dari basa Schiff. Reaksi antara kitosan dengan anhidrida asetat menghasilkan senyawa ester yang merupakan kitosan asetat. Dalam hal ini kitosan terlebih dahulu direaksikan dengan asetaldehida membentuk aldimin untuk melindungi gugus amina. Kitosan laurat diperoleh dari reaksi transesterifikasi antara metil laurat dengan kitosan asetat. Selanjutnya dilakukan deproteksi dengan menambahkan natrium bikarbonat untuk memperoleh kitosan laurat.



Basa Schiff dapat digunakan sebagai gugus pelindung pada gugus amin (NH2), dilakukan dengan melarutkan kitosan terasetilasi dalam asam formiat 90% yang mengandung asetat anhidrida dengan asumsi protonasi akan mencegah terjadinya N-asilasi. Selanjutnya direaksikan dengan asilklorida dalam karbon triklorida dan piridin kering.

Gugus amino, N dari kitosan lebih reaktif dari pada gugus hidroksilnya, sehingga untuk menghasilkan O-asilasi kitosan perlu dilakukan proteksi atau perlindungan terhadap gugus amino. Reaksi O-asilasi dapat dilakukan melalui reaksi esterifikasi menggunakan katalis asam sulfat (2 M) ditambahkan kepada suspensi campuran kitosan dan asam alkanoat pada suhu kamar. Campuran dipanaskan pada suhu 80oC selama 4 jam disertai pengadukan. Asam sulfat yang ditambahkan akan membentuk ion hidrogen sulfit sebagai konter ion dari NH3+, selanjutnya berfungsi untuk memproteksi (sebagai gugus pelindung) N-kitosan. Kemudian pada suhu kamar, tambahkan natrium hidrokarbonat sampai pH 7 (netral).


B. IMINE


Imina (atau) adalah gugus fungsi atau senyawa kimia yang mengandung ikatan rangkap karbon-nitrogen. Atom nitrogen dapat dilekatkan ke hidrogen (H) atau grup organik (R). Jika kelompok ini bukan atom hidrogen, maka senyawa tersebut kadang-kadang dapat disebut sebagai pangkalan Schiff. [1] Atom karbon memiliki dua ikatan tunggal tambahan. [2] [3] [4] Istilah "imine" diciptakan pada tahun 1883 oleh kimiawan Jerman Albert Ladenburg. [5]

Nomenklatur dan klasifikasi
Biasanya imines mengacu pada senyawa dengan konektivitas RC = NR, seperti yang dibahas di bawah ini. Dalam literatur yang lebih tua, imina mengacu pada analog aza dari epoksida. Dengan demikian, etilenimin adalah spesies cincin tiga beranggota CHNH. [6]

Imina terkait dengan keton dan aldehid dengan penggantian oksigen dengan kelompok NR. Ketika R = H, senyawa tersebut adalah imina primer, ketika R adalah hidrokarbil, senyawa tersebut adalah imina sekunder. Imina menunjukkan reaktivitas yang beragam dan umumnya ditemukan di seluruh kimia. [4] Ketika R3 adalah OH, imine disebut oksime, dan ketika R3 adalah NH imina disebut hidrazon.

Imina primer di mana C melekat pada hidrokarbil dan H disebut aldimine primer; imina sekunder dengan kelompok seperti ini disebut aldimine sekunder. [7] Imina primer di mana C melekat pada dua hidrokarbil disebut ketimine primer; imina sekunder dengan kelompok seperti ini disebut ketimin sekunder. [8]




PERMASALAHAN

1. Selain Metode proteksi  basa Schiff  pada  Reaksi O-asilasi. metode apa yang dapat dilakukan ?
2. Mengapa pada Basa Schiff dapat digunakan sebagai gugus pelindung pada gugus amin (NH2), dilakukan dengan melarutkan kitosan terasetilasi dalam asam formiat 90% yang mengandung asetat anhidrida dengan asumsi protonasi akan mencegah terjadinya N-asilasi. 
bagaimana jika kurang dari 90% ataupun lebih ?

Komentar

  1. Malam saudari elva
    Saya akan menjawab permasalahan yang pertama selain menggunakan metode proteksi bosa juga Reaksi O-asilasi dapat dilakukan melalui reaksi esterifikasi menggunakan katalis asam sulfat (2 M) ditambahkan kepada suspensi campuran kitosan dan asam alkanoat pada suhu kamar. Campuran dipanaskan pada suhu 80oC selama 4 jam disertai pengadukan. Asam sulfat yang ditambahkan akan membentuk ion hidrogen sulfit sebagai konter ion dari NH3+, selanjutnya berfungsi untuk memproteksi (sebagai gugus pelindung) N-kitosan. Kemudian pada suhu kamar, tambahkan natrium hidrokarbonat sampai pH 7 (netral).

    BalasHapus
  2. Saya akan menjawab permasalahan 1. N- dan O-asilasi kitosan juga dapat diperoleh secara bersamaan dengan menggunakan asil klorida. Caranya dengan merefluks kitosan dalam dodekanoil klorida berlebih piridin-kloroform sebagai pelarut dan ditambah asam klorida sesudah direfluks 5 jam. Hasil yang diperoleh setelah direfluks selama 9 jam dapat larut dalam kloroform, benzena, dietil eter dan piridin.

    BalasHapus
  3. Saya akanenjawab pertanyaan nomr 1
    Metode yang digunakan adalah metode n-asil dimana metode n-asil ini adalah metode yang paling sederhana yaitu dengan mereaksikan asam karboksilat dengan kitosan. Pemanasan larutan kitosan dalam asam formiat 100% pada suhu 90°c dengan penambahan piridin sedikit demi sedikit untuk menghasilkan n-formilatosan serta n-aseti dalam asetat 20%. Pereaksi yang paling banyak digunakan untuk n-asilasi kitosan adalah asil anhidrida baik dalam kondisi homogen atau heterogen .

    BalasHapus
  4. Saya akan menjawab permasalahan 1. N- dan O-asilasi kitosan juga dapat diperoleh secara bersamaan dengan menggunakan asil klorida. Caranya dengan merefluks kitosan dalam dodekanoil klorida berlebih piridin-kloroform sebagai pelarut dan ditambah asam klorida sesudah direfluks 5 jam. Hasil yang diperoleh setelah direfluks selama 9 jam dapat larut dalam kloroform, benzena, dietil eter dan piridin.

    BalasHapus
  5. Saya akan menjawab permasalahan 1. N- dan O-asilasi kitosan juga dapat diperoleh secara bersamaan dengan menggunakan asil klorida. Caranya dengan merefluks kitosan dalam dodekanoil klorida berlebih piridin-kloroform sebagai pelarut dan ditambah asam klorida sesudah direfluks 5 jam. Hasil yang diperoleh setelah direfluks selama 9 jam dapat larut dalam kloroform, benzena, dietil eter dan piridin.

    BalasHapus
  6. dapat dilakukan melalui reaksi esterifikasi menggunakan katalis asam sulfat (2 M) ditambahkan kepada suspensi campuran kitosan dan asam alkanoat pada suhu kamar. Campuran dipanaskan pada suhu 80oC selama 4 jam disertai pengadukan. Asam sulfat yang ditambahkan akan membentuk ion hidrogen sulfit sebagai konter ion dari NH3+, selanjutnya berfungsi untuk memproteksi (sebagai gugus pelindung) N-kitosan. Kemudian pada suhu kamar, tambahkan natrium hidrokarbonat sampai pH 7 (netral).

    BalasHapus
  7. Saya akan menjawab permasalahan 1. N- dan O-asilasi kitosan juga dapat diperoleh secara bersamaan dengan menggunakan asil klorida. Caranya dengan merefluks kitosan dalam dodekanoil klorida berlebih piridin-kloroform sebagai pelarut dan ditambah asam klorida sesudah direfluks 5 jam. Hasil yang diperoleh setelah direfluks selama 9 jam dapat larut dalam kloroform, benzena, dietil eter dan piridin.

    BalasHapus
  8. N- dan O-asilasi kitosan juga dapat diperoleh secara bersamaan dengan menggunakan asil klorida. Caranya dengan merefluks kitosan dalam dodekanoil klorida berlebih piridin-kloroform sebagai pelarut dan ditambah asam klorida sesudah direfluks 5 jam

    BalasHapus
  9. saya akan menjawab permasalahan yg pertama. Reaksi penggunaan gugus pelindung pada kitosan dikarenakan kitosan memiliki 2 gugus fungsi yang kereaktifan berbeda. Gugus amino dari kitosan lebih reaktif dari pada gugus hidroksilnya, sehingga untuk menghasilkan O-asilasi kitosan, perlu dilakukan proteksi atau perlindungan terhadap gugus amino. Basa shiff dapat digunakan sebagai gugus pelindung pada reaksi O-asilasi.
    Gugus amino kitosan lebih reaktif daripada gugus hidroksilnya, sehingga untuk menghasilkan O-asilasi kitosan perlu dilakukan proteksi atau perlindungan terhadap gugus amin selama proses asilasi untuk menghasilkan O-Asil kitosan. Metode proteksi yang dilakukan antara lain melalui pembuatan basa Schiff disusul O-Asetilasi menggunakan larutan asetat anhidrin-piridin untuk mencegah hidrolisis asam dari basa Schiff. Reaksi antara kitosan dengan anhidrida asetat menghasilkan senyawa ester yang merupakan kitosan asetat. Dalam hal ini kitosan terlebih dahulu direaksikan dengan asetaldehida membentuk aldimin untuk melindungi gugus amina. Kitosan laurat diperoleh dari reaksi transesterifikasi antara metil laurat dengan kitosan asetat. Selanjutnya dilakukan deproteksi dengan menambahkan natrium bikarbonat untuk memperoleh kitosan laurat.

    BalasHapus
  10. Saya akan mencoba menjawab permasalahan Anda yg ke-1:
    selain menggunakan metode proteksi bosa juga Reaksi O-asilasi dapat dilakukan melalui reaksi esterifikasi menggunakan katalis asam sulfat (2 M) ditambahkan kepada suspensi campuran kitosan dan asam alkanoat pada suhu kamar. Campuran dipanaskan pada suhu 80oC selama 4 jam disertai pengadukan. Asam sulfat yang ditambahkan akan membentuk ion hidrogen sulfit sebagai konter ion dari NH3+, selanjutnya berfungsi untuk memproteksi (sebagai gugus pelindung) N-kitosan. Kemudian pada suhu kamar, tambahkan natrium hidrokarbonat sampai pH 7 (netral).

    BalasHapus
  11. Nomor 1.
    N- dan O-asilasi kitosan juga dapat diperoleh secara bersamaan dengan menggunakan asil klorida. Caranya dengan merefluks kitosan dalam dodekanoil klorida berlebih piridin-kloroform sebagai pelarut dan ditambah asam klorida sesudah direfluks 5 jam. Hasil yang diperoleh setelah direfluks selama 9 jam dapat larut dalam kloroform, benzena, dietil eter dan piridin.

    BalasHapus
  12. Saya akanenjawab pertanyaan nomr 1
    Metode yang digunakan adalah metode n-asil dimana metode n-asil ini adalah metode yang paling sederhana yaitu dengan mereaksikan asam karboksilat dengan kitosan. Pemanasan larutan kitosan dalam asam formiat 100% pada suhu 90°c dengan penambahan piridin sedikit demi sedikit untuk menghasilkan n-formilatosan serta n-aseti dalam asetat 20%. Pereaksi yang paling banyak digunakan untuk n-asilasi kitosan adalah asil anhidrida baik dalam kondisi homogen atau heterogen .

    BalasHapus
  13. Malam saudari elva
    Saya akan menjawab permasalahan yang pertama selain menggunakan metode proteksi bosa juga Reaksi O-asilasi dapat dilakukan melalui reaksi esterifikasi menggunakan katalis asam sulfat (2 M) ditambahkan kepada suspensi campuran kitosan dan asam alkanoat pada suhu kamar. Campuran dipanaskan pada suhu 80oC selama 4 jam disertai pengadukan. Asam sulfat yang ditambahkan akan membentuk ion hidrogen sulfit sebagai konter ion dari NH3+, selanjutnya berfungsi untuk memproteksi (sebagai gugus pelindung) N-kitosan. Kemudian pada suhu kamar, tambahkan natrium hidrokarbonat sampai pH 7 (netral)

    BalasHapus
  14. Saya akan menjawab permasalahan 1. N- dan O-asilasi kitosan juga dapat diperoleh secara bersamaan dengan menggunakan asil klorida. Caranya dengan merefluks kitosan dalam dodekanoil klorida berlebih piridin-kloroform sebagai pelarut dan ditambah asam klorida sesudah direfluks 5 jam. Hasil yang diperoleh setelah direfluks selama 9 jam dapat larut dalam kloroform, benzena, dietil eter dan piridin.

    BalasHapus
  15. Saya akanenjawab pertanyaan nomr 1
    Metode yang digunakan adalah metode n-asil dimana metode n-asil ini adalah metode yang paling sederhana yaitu dengan mereaksikan asam karboksilat dengan kitosan. Pemanasan larutan kitosan dalam asam formiat 100% pada suhu 90°c dengan penambahan piridin sedikit demi sedikit untuk menghasilkan n-formilatosan serta n-aseti dalam asetat 20%. Pereaksi yang paling banyak digunakan untuk n-asilasi kitosan adalah asil anhidrida baik dalam kondisi homogen atau heterogen .

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MANIPULASI GUGUS FUNGSI

Carbonyl Condensation Reaction